Rabu, 30 Januari 2013

serasa melayang di udara

Pelajaran di kelas kali ini sangat sangat membosankan. bahkan aku hampir tertidur.
Giliran pelajaran fisika, aku benar-benar di bully sama orang yang namanya Farha -__-
begini yah, ada orang nge fans banget sama aku, namanya Faisal.
terus, si farha ngomong
"Sal, sal, sal.." kata dia, dan aku tidak sengaja nengok ke arah si Farha -__- langsung lah, satu kelas nyomblangin akuu... "CIIEEEE!!"
hadeh, hadehhh... dasar bocah. bikin bete aja sumpah ._.

Istirahat pun datang, aku turun lewat tangga dalam sekolah.. ternyata tidak ada apa-apa di kantin, ya sudah, aku naik ke lantai dua, lewat tangga luar sekolah yang terletak di depan sekolah. ku lihat adik kelas ku Dhafin, Shadra dan Andra.
Sepertinya Dhafin melihat wajahku yang sedang bersedih karena merasa kehilangan Syifa. lalu,
"Syifa pulang yah?" tanya Dhafin kepada Shadra saudaranya Syifa. hatiku serasa melayang di udara mendengar kabar itu. aku menengok ke arah Dhafin.
"BENER!? IYA? SYIFA PULANG!!?" tanya ku gembira. Dhafin senang melihat aku gembira seperti saat ini... (mungkin)
"Iya, kak! Syifa pulang tanggal 5 Februari!" kata Shadra. aku berlari menuju kelas VIII, saking senangnya, hampir saja aku menabrak Zulkifli, hahahah..

Sesampainya aku dikelas,
"Saraaahh!!" kataku sambil berlari menuju Sarah sahabatku sekaligus sahabat Syifa.
"Apa ki??" tanya Sarah. sebenernya aku ingin berbicara langsung tapi, aku masih ngos-ngosan gara-gara lari-lari seperti dikejar harimau. aku pun memeluk tubuh sarah yang kecil dan berbisik
"Syifa balik ke Bandung tanggal 5 Februari!" mata Sarah membelalak, seakan-akan tidak percaya akan kata-kata yang telah aku ucapkan.
"Waaaa!! 6 hari lagi!!" batinku...

Oke Syifa, kakak tunggu kehadiran kamu di Bandung :)

Sabtu, 26 Januari 2013

Ku Rindu Senyum Manismu, Sayangku...

Hai Asyifa Muadza... apa kabar kamu di Makassar sayang?
kaka di Bandung, rinduuu sama kamu.
kaka bener-bener merasa kehilangan kamu, sayang.
Saat kaka mengetahui kalau kamu pindah ke Makassar... hati kaka terasa tergores lembutnya pasir:"
Syifa, kaka ingin melihat senyum manismu untuk terakhir kalinya...
kaka ingin memeluk tubuh kamu yang hangat, sayang.

Malampun datang, kaka selalu memandang wajahmu, walaupun hanya foto.
dan kaka pun bertanya-tanya.
"Akankah kamu tersenyum lagi untuk kaka?"
"Akankah kamu kembali untuk kaka?"
"Akankah kamu memeluk tubuh kaka?"
"Atau, akankah kamu melupakan kenangan-kenangan kami berdua?"
"Akankan kamu melupakan hal-hal yang perna kami lakukan bersama, selama ini?"

Syifa sayang... apakah kamu merindukan kaka sebagaimana kaka merindukan dirimu?
apakah kamu merasakan apa yang kaka rasakan?

3 kata untuk kamu syifa...
i miss you... :"

Apa maksud dari perasaan ini?

begini, suatu saat aku chat sama orang bernama azka. dia orang Buah Batu, Bandung. pindahan dari Jakarta. sebernya belum tau juga wajah dia seperti apa.
"Sya, nanti ketemuan yuk, di mall Lucky Square, Bandung? mau?" tanya dia. satu sisi aku merasa takut ketemu sama dia, satu sisi ingin liat wajahnya.
"Ga tau atuh, ka.. gimana nanti aja ya!" jawabku.
tidak lama kemudian, ada perempuan lain ikutan chat. entah namanya siapa. tapi kelihatannya dekat sekali dengan azka. satu sisi aku merasakan goresan kecil dihatiku. tapi aku berfikir "siapa azka? kenapa aku harus seperti ini? lagian aku juga sudah punya Willi..."

lalu, cewek itu bertanya.
"umur lo berapa? akoh 18 tahun" tanya cewek itu kepada azka. aku berfikir, sepertinya mereka sedang "PDKT" (istilahnya).
"Kepo lo" kata azka.
"Kepo it's care beuls!!" kata cewe itu. "Sumpah, alay banget kaka..." batinku.
"Gua 17" jawab azka. gua juga sebernya baru tau kalau azka umurnya 17 tahun. wkawkwakwak.
"Yaaahhh, beda 1 tahun TT__TT" jawab perempuan itu. entah mengapa perempuan itu berkata seperti itu. seperti umur adalah hambatan.
"udah, lu ama gua aja" kata azka kepada perempuan itu. pada moment ini, kenapa aku harus nyesek?! kenapa nyesek bangeett?? apakah aku punya rasa kepada azkaa?? tapi aku masih sayang sama Willi -__-
ini ngga wajar buat aku. aku punya Willi tapi aku punya rasa sama laki-laki lain.